Berpuasa di bulan suci Ramadan tentu adalah merupakan sebuah hal spiritual yang dilakukan umat Muslim selama setahun sekali. Umat Muslim pun sebenarnya tak terlalu memikirkan 'tantangan' fisik yang mengharuskan untuk tidak makan dan minum selama terbit fajar hingga terbenam matahari, karena pahala dan keutamaan yang akan jadi ganjarannya.
Namun ternyata ada beberapa hal yang membuat kegiatan puasa jadi sebuah hal yang menantang. Terutama bagi mereka yang berada di berbagai belahan dunia yang terpapar sinar matahari lebih lama ketimbang di negara kita. Tentu berpuasa di tempat tersebut membuat rasa lapar dan haus yang kita tahan jadi makin berat.
Di daerah semenanjung Arab, siang hari tak pernah lebih dari 15 jam per harinya. Di negara kita pun puasa hanya kita jalankan selama 13 jam saja. Namun hal ini berbeda dengan di daerah Skandinavia. Jika kita kebetulan berpuasa di Reykjavik, Islandia, kita akan berpuasa selama 21 jam lebih! Yap, karena di sana siang hari berlangsung selama 21 jam 38 menit lamanya. Namun kontras dengan Muslim yang berada di Chile. Di kota Punta Arenas, Chile, siang hari hanya berlangsung selama 9 jam 51 menit.
Dilansir dari The Huffington Post, berikut gambar yang menjelaskan berapa lama umat Muslim harus berpuasa tergantung kota tempat tinggal mereka. Chart ini adalah berapa lama waktu puasa yang harus dijalani pada tanggal 6 Juni, tepat di hari pertama Ramadan.
Dapat dilihat sepertinya mustahil untuk bertahan tetap puasa di bekunya cuaca Skandinavia dengan 21 jam waktu puasa. Di London pun demikian, di mana waktu berpuasa hampir 19 jam lamanya. Saudara-saudara kita di sisi pantai timur Amerika Serikat juga cukup berat, di mana mereka memiliki waktu puasa selama 16 setengah jam. waktu tersebut layaknya mereka buka puasa jam 9 malam dengan waktu Subuh sama seperti kita.
Di negara tetangga kita, Australia, adalah yang cukup mudah karena mereka hanya menempuh kurang dari 12 jam dan waktu buka puasa telah tiba.
Sumber : The Huffington Post
0 komentar:
Posting Komentar